FENOMENA PROGRAM BAYI TABUNG DI USIA MODERN
FENOMENA PROGRAM BAYI TABUNG DI USIA MODERN
Wirda Agustin (2021011027)
Akuntansi UPJ Angkatan 2021
Bayi tabung merupakan prosedur yang dilakukan oleh pasangan untuk membantu proses kehamilan. Bayi tabung menjadi solusi bersama bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan dan sulit memiliki anak. Lantas, bagaimana prosedur yang dilakukan?
Program bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) merupakan teknik pembuahan sel telur di luar tubuh manusia. Beberapa wanita di zaman modern ini memilih untuk tidak hamil dengan alasan akan menghambat karir mereka. Wanita yang memilih bayi tabung rela merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk proses bayi tabung.
Secara sederhana, bayi tabung dapat dipahami sebagai proses yang dilakukan dengan menggabungkan sel telur dan sel sperma di luar tubuh. Sel telur diambil dari calon ibu, kemudian dibuahi dan dipindahkan ke rahim wanita. Tujuannya adalah untuk "menciptakan" kehamilan pada wanita.
Apakah bayi tabung adalah anak biologis? Bayi tabung adalah anak kandung, jika sperma dan sel telur yang digunakan untuk program bayi tabung adalah milik suami istri. Namun, ada beberapa situasi di mana tidak mungkin bagi pasangan untuk menggunakan sperma atau sel telur mereka sendiri. Biasanya, dokter akan menyarankan menggunakan sel telur yang disumbangkan atau sperma donor. Meski begitu, Anda tetap bisa mendiskusikannya dengan pasangan atau dokter terlebih dahulu mengenai donor sperma atau sel telur, sebelum menjalani program tersebut.
Kehamilan yang terjadi pada proses ini diawali dengan pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh yaitu di dalam sebuah tabung. Biasanya prosedur ini hanya bisa dilakukan jika calon ibu sudah melakukan banyak cara, misalnya minum obat hingga operasi, namun tetap tidak bisa mengatasi masalah kemandulan.
Data penelitian menunjukkan angka keberhasilan bayi tabung mencapai 30% - 40%, tertinggi di antara program kehamilan berbantuan lainnya seperti penggunaan obat-obatan dan inseminasi intrauterin. Kini, peluang keberhasilan semakin optimal dengan dukungan teknologi terkini yang memaksimalkan setiap tahapan program bayi tabung.
Apa saja teknologi itu? Simak penjelasan Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG-KFER, spesialis obstetri dan ginekologi, konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi di RS Pondok Indah IVF Center.
Teknologi Intra-cytoplasmic Morphologically-selected Sperm Injection (IMSI) atau teknik yang digunakan untuk menyeleksi sel sperma terbaik sebelum disuntikkan ke dalam sel telur (proses fertilisasi). Teknik ini sangat membantu dalam kasus sel sperma yang tidak bisa masuk ke sel telur dengan kekuatannya sendiri, misalnya karena kualitasnya yang tidak bagus. Setelah proses pembuahan dilakukan, sel telur yang telah dibuahi oleh sperma perlu ditempatkan dalam inkubator khusus untuk berkembang menjadi embrio. Teknologi ini menggunakan laser untuk mengencerkan dinding sel embrio agar lebih mudah menempel pada dinding rahim.
Hadirnya berbagai teknologi canggih sangat bermanfaat dalam memaksimalkan peluang keberhasilan program bayi tabung. Namun, ada faktor lain yang juga menentukan keberhasilan bayi tabung. Yakni, usia istri atau calon ibu. “Keberhasilan program bayi tabung mencapai angka tertinggi jika calon ibu berusia di bawah 35 tahun,” papar dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG-KFER, spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi di RS Pondok Indah IVF Center.
“Semakin dini pasangan suami istri dengan gangguan kesuburan melakukan pemeriksaan dan melakukan program reproduksi berbantuan, semakin besar peluang untuk berhasil mendapatkan kehamilan,” jelasnya. “Sebab, semakin tua usia seorang wanita maka kuantitas dan kualitas sel telurnya akan semakin menurun. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan jika memiliki masalah kesuburan,” ujar dr. Yassin.
Menurut American Pregnancy Association, tingkat keberhasilan bayi tabung untuk wanita di bawah usia 35 tahun adalah sekitar 41 hingga 43 persen. Sedangkan untuk wanita berusia 40 tahun ke atas, tingkat keberhasilannya menurun dari 13 menjadi 18 persen. Angka-angka di atas patut dipertimbangkan, mengingat program bayi tabung membutuhkan persiapan dan biaya yang tidak sedikit. Jika Anda berniat untuk melakukan program tersebut, sebaiknya segera membuat rencana persiapan, sebelum wanita berusia di atas 40 tahun.
Awalnya, program pengabdian ini ditujukan untuk membantu pasangan suami istri yang tidak dapat memiliki anak secara alami karena kerusakan saluran tuba. Di zaman modern, wanita memilih bayi tabung bukan hanya karena infertilitas hormonal. Namun, wanita sengaja memilih bayi tabung dengan alasan menghambat karier. Wanita yang memilih karir akan lebih mementingkan pekerjaannya daripada rumah tangga sehingga banyak wanita karir yang memilih untuk melakukan program bayi tabung.
Proses atau program bayi tabung merupakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran. Namun tetap memiliki resiko yang cukup fatal. Oleh karena itu, sebaiknya pasangan suami istri yang memutuskan untuk menjalani bayi tabung mengetahui atau sebaiknya mempertimbangkannya sebelum benar-benar melakukan program ini.
Apa risiko yang terlibat dalam proses bayi tabung? Ada banyak resiko yang cukup fatal ketika mengambil program ini. Salah satunya adalah pada saat proses pengambilan telur bisa terjadi infeksi, atau bahkan pendarahan yang bisa menyebabkan kerusakan pada usus atau organ tubuh lainnya. Selain itu, ada risiko lain misalnya:
Risiko yang ditimbulkan oleh obat-obatan yang digunakan selama proses stimulasi ovarium, hal ini dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium. Sindrom ini dapat menyebabkan kembung, kram atau nyeri ringan. Bahkan dapat menyebabkan sembelit, penambahan berat badan dan rasa sakit yang tak tertahankan, terutama di perut. Embrio yang ditanamkan di dalam rahim juga tidak sepenuhnya tanpa risiko, mereka bisa saja mengalami keguguran.
Selanjutnya juga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Perawatan harus dilakukan secara intensif agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan kandungan. Kehamilan ektopik atau di luar rahim bisa terjadi, apalagi saat rahim tidak sepenuhnya sehat. Oleh karena itu, terkadang ada beberapa wanita yang memilih untuk menyewa rahim atau menggunakan rahim wanita lain untuk menampung embrio hasil peleburan tuba.
Sangat mungkin terjadi bila kondisi orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan janin, sehingga bisa melahirkan bayi cacat. Tidak bisa dipungkiri bahwa program bayi tabung akan menimbulkan apa yang disebut dengan stres. Karena menjalani program ini sangat menguras tenaga, emosi dan finansial. Mengingat juga biaya untuk program bayi tabung ini tidak murah.
Sama seperti prosedur medis lainnya meskipun dianggap aman, bayi tabung juga dapat menimbulkan risiko. Jadi, Anda harus mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur tersebut. Cari tahu lebih lanjut tentang bayi tabung atau hal lain yang berhubungan dengan kehamilan. Maka dari itu, wanita yang sulit hamil harus menjaga kondisi tubuh yang sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan obat-obatan herbal untuk mendukung kesuburan rahim, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan untuk menghindari program bayi tabung bagi pasangan suami istri saat ini.